Palangka Raya, Majalahkalteng.co.id – Upaya Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Pemprov Kalteng) memulihkan kawasan hutan dan lahan kembali mendapat sorotan. Dalam Rapat Koordinasi Rehabilitasi Lahan di Palangka Raya, Kamis (27/11/2025), terungkap bahwa realisasi program rehabilitasi masih jauh di bawah target.
Kepala Dinas Kehutanan Kalteng, Agustan Saining, mengungkapkan capaian rehabilitasi yang dilaporkan BPDAS Kahayan dan BPDAS Barito berada pada level mengkhawatirkan. Dari sekitar 90 ribu hektare yang masuk perencanaan, hanya 20 ribu hektare yang benar-benar sudah dikerjakan, sementara lebih dari 10 ribu hektare baru sebatas diserahkan untuk diproses pemerintah.
“Angka ini menunjukkan betapa banyak yang perlu dibenahi. Ada persoalan di tahapan perencanaan, ada di pelaksanaan, dan ada pula di koordinasi. Semuanya harus kita evaluasi,” kata Agustan.
Padahal, menurutnya, kondisi saat ini sebenarnya jauh lebih mendukung dibandingkan beberapa tahun lalu. Teknologi pemetaan semakin presisi, kebijakan pemerintah terus diperkuat, dan lembaga seperti BNPB menyediakan data rawan bencana yang lebih detail. Dengan dukungan tersebut, rehabilitasi seharusnya bisa berjalan lebih terarah dan efektif.
Namun Agustan menekankan bahwa perbaikan teknis saja tidak cukup. Ia melihat persoalan yang lebih mendasar: kesadaran manusia.
“Bukan hanya hutannya yang rusak, pola pikir kita juga perlu direhabilitasi. Selama kesadaran kolektif belum tumbuh, upaya pemulihan lingkungan tidak akan berkelanjutan,” ujarnya.
Pemprov Kalteng memastikan akan memperkuat sinergi dengan berbagai pihak untuk mempercepat pemulihan lahan kritis, sekaligus meminimalkan risiko bencana seperti banjir yang kerap terjadi secara siklus.[Red]
