Palangka Raya, Majalahkalteng.co.id – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) terus menunjukkan keseriusannya dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup. Melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), digelar Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Lingkungan Hidup Tahun 2025 di Ballroom Palace Aquarius Boutique Hotel, Palangka Raya, Kamis (6/11/2025).
Rapat yang mengangkat tema “Menuju Zero Waste Kalteng 2030: Transformasi Pengelolaan Sampah, Ekonomi Sirkular, dan Inovasi Teknologi” ini menjadi wadah penting untuk memperkuat sinergi lintas sektor dalam menghadapi tantangan pengelolaan sampah sekaligus mendorong lahirnya inovasi ekonomi berbasis lingkungan.
Dalam sambutan Gubernur Kalteng H. Sugianto Sabran yang dibacakan oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Yuas Elko, disampaikan bahwa persoalan sampah kini menjadi isu mendesak yang memerlukan aksi nyata serta kolaborasi dari berbagai pihak.
“Timbulan sampah di Kalteng telah mencapai sekitar 1.259 ton per hari atau 459 ribu ton per tahun, dan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk serta aktivitas ekonomi,” ujar Yuas.
Ia menambahkan, sebagian besar Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Kalteng masih menggunakan sistem open dumping, yang sudah tidak sesuai dengan standar pengelolaan modern. Kondisi ini menjadi tantangan besar, mengingat proyeksi nasional memperkirakan lebih dari 90 persen TPA di Indonesia akan penuh pada tahun 2028, sementara pembangunan TPA baru bukan lagi menjadi prioritas pemerintah pusat.
“Namun situasi ini bisa menjadi peluang bagi daerah untuk berinovasi. Sekitar 35 persen sampah di Kalteng merupakan sampah organik yang bisa diolah menjadi kompos atau biogas, sedangkan sampah plastik dapat dikelola melalui bank sampah, daur ulang, dan program ekowirausaha berbasis komunitas,” jelasnya.
Yuas mencontohkan sejumlah inisiatif lokal seperti Bank Sampah Jekan Mandiri Keliling (BASMI) dan program Kampung Iklim di Kota Palangka Raya yang berhasil menunjukkan hasil positif melalui pendekatan berbasis masyarakat.
Dalam arahannya, Gubernur juga meminta agar seluruh kepala dinas lingkungan hidup di tingkat provinsi dan kabupaten/kota memperkuat koordinasi, menyusun peta jalan pengelolaan sampah, serta memperluas kemitraan dengan sektor swasta dan masyarakat.
“Sudah saatnya kita meninggalkan pola lama dan beralih ke sistem modern berbasis sanitary landfill. Pengembangan TPA regional dengan teknologi ramah lingkungan harus menjadi prioritas ke depan,” tegas Yuas.
Selain itu, Pemprov Kalteng juga mendorong penerapan ekonomi sirkular dan Extended Producer Responsibility (EPR) dengan melibatkan dunia usaha. Pemerintah daerah diimbau untuk menyiapkan proyek percontohan Waste to Energy sebagai langkah strategis mengurangi volume sampah sekaligus menciptakan sumber energi alternatif.
“Keterlibatan masyarakat sangat penting. Edukasi lingkungan melalui sekolah, komunitas, dan media harus terus digalakkan agar tumbuh kesadaran kolektif dalam mengelola sampah menjadi nilai ekonomi,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala DLH Provinsi Kalteng, Joni Harta, dalam laporannya menegaskan bahwa Rakorda ini menjadi momentum memperkuat komitmen bersama dalam menghadapi tantangan pengelolaan lingkungan di daerah.
“Dari total timbulan 1.259 ton sampah per hari, sebagian besar masih didominasi sampah rumah tangga dan plastik. Kapasitas pengelolaan kita masih terbatas, sehingga dibutuhkan kolaborasi kuat di semua level pemerintahan,” ungkapnya.
Menurut Joni, Rakorda ini tidak hanya berfungsi sebagai ajang koordinasi, tetapi juga ruang berbagi ide dan inovasi untuk menuju sistem pengelolaan sampah yang ramah lingkungan, kreatif, dan berkelanjutan.
“Kita ingin menggali lebih banyak gagasan berbasis teknologi dan ekonomi sirkular, sekaligus memperkuat sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat,” tutupnya.
Dengan digelarnya Rakorda ini, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menegaskan tekadnya mempercepat transformasi menuju Zero Waste 2030. Melalui inovasi teknologi dan semangat kolaboratif, Kalteng berkomitmen menjadi provinsi yang bersih, hijau, dan berdaya saing lingkungan.[Red]
.jpeg)