Palangka Raya, Majalahkalteng.co.id – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Pemprov Kalteng) memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 dengan menggelar Apel Bersama dan Sarasehan bertema “Hentikan Polusi Plastik” di halaman Kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Rabu (11/6/2025).
Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk menguatkan komitmen bersama dalam menghadapi krisis polusi plastik yang kian mengancam keberlangsungan lingkungan hidup.
Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Kalimantan Tengah, Leonard S. Ampung, mewakili Gubernur, membacakan sambutan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Dalam sambutannya, Leonard menegaskan bahwa Hari Lingkungan Hidup bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan panggilan moral untuk bertindak nyata dalam menghadapi darurat sampah plastik.
“Plastik bukan lagi sekadar masalah visual. Ini sudah menjadi ancaman ekologis serius bagi ekosistem laut, kehidupan manusia, dan masa depan bumi,” tegas Leonard di hadapan peserta apel.
Mengutip data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) 2023, Leonard menyebut Indonesia menghasilkan sekitar 56,6 juta ton sampah setiap tahunnya, dengan 10,8 juta ton di antaranya berupa plastik. Ironisnya, hanya 39 persen dari total sampah tersebut yang dikelola secara layak.
Kondisi ini semakin mengkhawatirkan, mengingat prediksi bahwa seluruh Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Indonesia akan mencapai kapasitas maksimal pada tahun 2028 jika tidak ada perubahan signifikan.
Sebagai bentuk respons, Pemprov Kalteng menyerukan kepada seluruh pemerintah daerah di wilayahnya untuk segera menyusun Peraturan Daerah (Perda) tentang pelarangan plastik sekali pakai, memperkuat infrastruktur pengelolaan sampah di tingkat lokal, serta mengoptimalkan ruang publik sebagai pusat edukasi ramah lingkungan.
Lebih lanjut, Leonard juga mengajak seluruh masyarakat dan pelaku usaha untuk mengambil peran aktif dalam menjaga lingkungan. Ia mendorong perubahan gaya hidup sederhana namun berdampak besar, seperti membawa botol minum sendiri, menolak sedotan plastik, dan menggunakan tas belanja guna ulang.
“Perubahan besar dimulai dari kebiasaan kecil. Kita semua adalah agen perubahan, bukan penonton dalam krisis iklim ini,” ujarnya penuh semangat.
Sementara itu, Kepala DLH Provinsi Kalimantan Tengah, Joni Harta, menambahkan bahwa pihaknya telah menjalankan berbagai program konkret dalam rangka peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Salah satu program unggulan adalah penguatan Desa Proklim (Program Kampung Iklim).
Hingga saat ini, sebanyak 15 desa di Kalimantan Tengah telah menerima bantuan berupa alat pengolahan sampah. DLH juga tengah menyiapkan bantuan tambahan berupa alat berat untuk memperkuat pengelolaan sampah di desa-desa tersebut.
“Kami berharap dalam waktu dekat, Bapak Gubernur dapat menyerahkan langsung bantuan ini secara simbolis, sebagai bentuk dukungan nyata terhadap penguatan komunitas peduli lingkungan,” ujar Joni.
Kegiatan apel ditutup dengan seruan bersama untuk menjadikan aksi peduli lingkungan sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari, demi mewujudkan masa depan bumi yang lebih bersih, hijau, dan lestari.[Nta/Red]